Friday, May 27, 2011

[Fanfic] Friend (I will walk together with you..)

Title: Friend (I will walk together with you..)
Author: -Keka-
Chapter: 1 shot
Fandom: the GazettE(?)
Genre: Drama catchy


* * *


Sudah sejak beberapa hari yang lalu Ruki rajin duduk di depan pintu, di hadapan sebuah tralis besi tinggi berwarna putih yang membuatnya tidak bisa melangkah keluar, namun dapat membuat dirinya memandang jauh di luar sana. Ia menunggu kedatangan sesosok lain yang serupa dirinya. Biasanya sosok itu datang lalu duduk di depan pintu bertralis besi yang sama, menunggunya di sisi yang berbeda, sisi yang lebih bebas dari sisi tempatnya saat ini.


Teman.

Ruki menyebutnya demikian.

Perkenalan mereka bermula saat sosok itu menyelinap masuk melalui pagar belakang kediamannya. Ruki sering melihatnya berjalan mondar-mandir dari kaca jendela. Pada satu kesempatan, Ruki memberanikan diri untuk memanggilnya. Sosok itu berhenti berjalan dan menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, berusaha mencari sumber suara yang mengalihkan perhatiannya sejenak pada sosok lawan jenis yang sedang dibuntutinya.

"Kamu...

iya kamu..." Ruki memanggilnya berulang-ulang sampai sosok yang dipanggilnya tersebut yakin bahwa memang ia yang sedang disapanya.

"Kamu dimana?" tanya sosok itu.

"Di sini... aku di dalam rumah ini... rumah besar di hadapanmu," Ruki berkata dengan suara lebih keras, meski tidak cukup nyaring untuk didengar oleh lawan bicaranya.

"Rumah?! Maksudmu.. rumah besar di hadapanku ini?! Kamu di dalamnya?"

"Iya!" Ruki berseru nyaris seperti tercekik dan mencicit karena ia bersuara dengan intonasi tinggi, namun tetap berusaha menahan suaranya tetap pelan agar penghuni lain di rumah kediamannya tidak mendengar suara berisiknya tersebut, yang sering kali salah diartikan sebagai satu bentuk teriakan dari perut yang sedang kelaparan. Jika sudah demikian, orang-orang akan mencarinya dan memberinya biskuit-biskuit rasa tuna yang memang disukainya. Meski kadang ia enggan memakannya karena merasa belum sedang lapar.

"Kamu melihat pagar tinggi di hadapanmu?" Ruki kembali berkata.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya lawan bicaranya.

"Menyelinaplah dari situ. Aku yakin dengan tubuh rampingmu, kamu mudah melakukan itu. Aku akan menunggumu di pintu belakang. Kamu akan mudah menemukanku."

Dan itulah yang terjadi, Ruki sudah lebih dulu sampai di pintu belakang yang terbuka, namun tralis besinya masih terkunci. Membuatnya bisa melihat keluar, namun ia tidak bisa melangkah keluar melewati tralis besi itu. Kait penguncinya tinggi sekali, dan tidak akan mampu ia capai meski ia berdiri dengan berjinjit menggunakan dua kaki.

Tidak lama setelah itu, sosok yang diharapkannya hadir juga di hadapannya. Ruki berinisiatif untuk menyapa terlebih dahulu.

"Hei, aku Ruki. Kamu?" tanyanya berusaha membuka perkenalan.

"Aku Reita. Ada perlu apa memanggilku?"

Ruki menggeleng, "Aku hanya kesepian, dan berharap menemukan teman. Lalu aku melihatmu selalu mondar-mandir di dekat tempat tinggalku, jadi aku berinisiatif untuk menyapamu, dan memanggilmu ke sini."

"Oh, kalau begitu... apa aku boleh masuk ke tempat tinggalmu ini?" tanya Reita berusaha lebih bersahabat.

Ruki lagi-lagi menggeleng. Kali ini tampak sedih. "Aku dilarang menerima tamu. Kalau orang tua angkatku melihatmu, dia bisa mengusirmu, dan kamu harus pergi... tapi.. kalau hanya di sini... rasanya tidak apa-apa. Orang tua angkatku jarang berada di ruang belakang ini. Dia lebih banyak berada di kamarnya yang nyaman."

Reita menatapnya, tampak iba. "Sudah berapa lama kamu berada di rumah ini? Apa tidak pernah sekali saja meninggalkan rumah?"

Untuk kesekian kalinya Ruki menggeleng, "Paling jauh hanya di halaman depan, dan aku juga diawasi oleh orang tua angkatku dan anak mereka. Hingga tidak memungkinkan bagiku untuk menyelinap melewati pagar seperti yang tadi kamu lakukan. Dan.. aku disini sudah lebih dari tiga tahun."

"Wah lama juga ya?! Aku berada di sekitar sini juga kurang lebih selama itu. Tapi aku tidak punya tempat tinggal tetap. Makan juga kuterima dari belas kasih orang-orang, atau dari hasil berburu dan mencuri. Tidurku juga berpindah-pindah, dan aku sering kedinginan terutama selama musim penghujan dan salju turun."

Kali ini Ruki membatin, bahwa hidupnya ternyata jauh lebih baik dari Reita. Meski terkurung di rumah yang besar, ia dijamin makanan yang sehat dan lezat, air minum yang bersih, dan ia bisa tidur dimana saja, bahkan di ranjang orang tua angkatnya yang empuk, dan menonton siaran Televisi di ruangan yang ber-AC saat musim panas, dan di ruangan berpenghangat selama musim dingin. Sebaliknya Reita, ia hanya mengharap makanan dari hasil belas kasih atau berburu makanan yang Ruki duga pasti rasanya tidak enak. Tidur kepanasan tanpa AC dan kedinginan tempias hujan serta salju, tanpa selimut atau penghangat.

Tapi Reita memiliki kebebasan. Ia bisa berjalan kesana-kemari tanpa takut seseorang akan menculiknya karena para penculik itu tidak akan mendapat bayaran apa-apa jika menjualnya. Tidak seperti Ruki yang berharga, yang bisa dihargai berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus lembaran ribu Yen.

Ya, Reita memang tidak seharga dengan dirinya. Ruki sangat manis dan terawat. Sejak bayi sudah menggemaskan, dan anggun. Bahkan saat ia berjalan saja, sosoknya terkesan sangat elit dan mahal. Tak heran setelah tiga bulan terpisah dari ibunya, Ruki segera diadopsi oleh keluarga yang kaya raya. Sementara Reita, hanya masyarakat kelas bawah dari golongannya. Tidak pernah makan enak, apalagi sekedar mencicipi daging tuna berkelas tinggi. Namun lagi-lagi, ia memiliki kebebasan yang membuat Ruki sangat iri dan ingin beberapa kali dapat berjalan keluar bersamanya dan melihat dunia yang selama ini ia lihat.

"Itu bisa saja," ucap Reita di kesempatan lain, saat mereka semakin sering bertemu di pintu belakang. "Kamu amati saja terus pintu ini, lalu saat ada kesempatan, kamu langsung keluar. Aku akan menunggumu di depan pagar, dan setelah itu... kita akan sama-sama pergi berpetualang. Kamu akan kutunjuki tempat-tempat menarik, tempat berkumpulnya gadis-gadis."

"Hng.. tapi Rei... aku sebenarnya tidak butuh gadis-gadis itu. Asal bersamamu... aku sudah cukup senang," ucap Ruki jujur dengan wajah bersemu merah.

"Heh!? Kau sungguh-sunguh?!" Reita seolah tidak percaya dengan ucapan Ruki yang baru saja didengarnya.

Ruki hanya mengangguk malu-malu, "I- iya... kita kan teman.."

"Eh!? Hehee.. iya ya.. kita teman..." Reita menyengirkan wajahnya, kemudian tidak berkata apa-apa lagi sampai kemudian ia berkata lirih, "Err.. Ruki... sepertinya aku lupa memberitahumu... sebenarnya hari ini...

aku berulang tahun."

"Benarkah?!!"

Reita mengangguk, berusaha acuh atas ucapannya setelah itu, "Ah lupakan saja."

"Eh, tidak bisa begitu... ini kan hari spesialmu, jadi aku ucapkan selamat ulang tahun untukmu!" Ruki berseru dengan wajah gembira. Namun setelah itu, ia kembali memurungkan wajahnya. "Seandainya aku tahu cara membuka pintu tralis ini, pasti aku akan mempersilahkanmu masuk, dan kamu serta aku bisa mengadakan pesta kecil-kecilan dengan persedian makananku yang banyak."

"Ah iya, seandainya saja bisa begitu... aku sebenarnya juga tergiur mendengar semua ucapanmu tentang biskuit yang lezat itu. Aku juga ingin mencicipinya. Tapi sayang... aku tidak bisa masuk ke rumahmu, dan kamu tidak mungkin bisa membawa biskuit itu untukku," Reita juga turut berwajah murung.

Melihat itu, Ruki jadi tidak enak hati. "Lupakan tentang biskuit itu. Begini saja...." Ruki lebih mengecilkan suaranya dan berjalan lebih dekat ke arah pintu tralis. Reita yang berada di sisi lain juga turut melakukan hal yang sama. Mereka saling mendekat, hingga sanggup merasakan nafas masing-masing, dan Ruki kemudian berkata, "...aku akan menyelinap diam-diam. Aku sudah memperhatikan kakak angkatku itu, akhir-akhir ini ia sering pikun dan membiarkan pintu tralis ini dalam keadaan terbuka."

"Bagus!" Reita berseru girang. "Kalau begitu... aku akan menunggumu besok, di depan pagar belakang, dan kemudian kita akan berjalan bersama keluar dari rumah ini. Setelah puas bersenang-senang, kamu boleh kembali ke rumah ini, dan menikmati biskuitmu, bagaimana?!"

Ruki mengangguk setuju, dan akhirnya mereka sepakat.

Keesokan harinya, saat Ruki mendapat kesempatan menyelinap kala melihat Kai, putra tunggal orang tua angkatnya yang pikun, lupa menutup tralis pintu pintu belakang, Ruki segera melesat meninggalkan rumah kediamannya yang besar.

Ia segera mencari Reita, namun sosok itu tidak juga berhasil ditemukannya di pagar belakang. Ruki berkali-kali mencelingukkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, tapi Reita juga tidak ada.

Apa dia lupa?

Tanya Ruki dalam hati, merasa kecewa. Atau sekarang Reita sedang bersenang-senang bersama para gadis karena ia baru saja ulang tahun?! Mungkin mereka sedang merayakannya. Pikir Ruki lagi.

Meski ia tak kunjung menemukan Reita, dan merasa kecewa, namun kenyataan bahwa saat ini ia sedang bebas dari kurungan rumahnya yang begitu besar, membuatnya sangat bersemangat.

Ia segera berjalan kesana kemari, melenggangkan pinggulnya yang lebih semok. Kebetulan saat ini sedang sepi. Ruki tidak melihat seorang pun seperti penculik yang sekiranya akan menculik, dan menjualnya pada orang kaya lain, lalu menjadikannya peliharaan yang bisa dipermainkan. Meski merasa terkurung di keluarga angkatnya saat ini, tapi Ruki juga sayang mereka. Sayang pada Kai, kakak angkatnya yang memiliki senyum ramah dan manis, serta pandai memasak masakan yang tampak enak. Meski Ruki sering dilarang sang mama untuk memakan masakan buatan Kai karena menurut mama, makanan itu tidak cocok dengan pencernaannya. Tidak ada sosok papa, tapi mereka bertiga sudah sangat bahagia. Akan lebih bahagia lagi jika seandainya keluarganya tersebut juga mengadopsi Reita, dan membiarkannya bersama Reita, berjalan-jalan di luar rumah.

Dari kejauhan, Ruki melihat sosok Reita yang sedang berjalan dengan gagah. Ruki memanggilnya, dan Reita segera melihat serta berupaya langsung menghampirinya. Namun kemudian....

"Ah Ruki... nakal ya... sudah aniki bilang jangan berkeliaran sendirian di luar rumah..."

"Mauuwwww..." Ruki mengeong pasrah saat Kai menggendongnya kembali ke dalam rumah. Kucing persia itu ingin sekali mengigit dan mencakar lengan Kai yang menggendongnya. Tapi ia sama sekali tidak punya kesempatan karena Kai menggendongnya sedemikian rupa sehingga Ruki tidak bisa menggigit atau mencakarnya. Terlebih karena Ruki ingat, kemarin Kai baru saja membawanya grooming, sehingga kuku-kukunya lebih pendek dan tidak bisa dipakai mencakar.

Dengan sedih Ruki hanya menatap Reita, kucing domestik yang juga balas menatap sedih kepadanya. Padahal ia baru berhasil mencuri ikan dari dapur keluarga yang kadang kala iba dan memberinya makanan berupa nasi sisa. Ia ingin berbagi ikan itu dengan Ruki, sekaligus merayakan hari ulang tahunnya yang kemarin.

Namun hal itu tidak dapat dilakukannya.

Akhirnya Reita memakan ikan itu sendiri seraya mengusap wajah dan matanya. Sepertinya ia menangis karena tidak akan punya kesempatan lagi untuk berjalan-jalan dengan Ruki. Keluarga yang mengadopsi Ruki pasti semakin memperketat pengamanan agar Ruki tidak lagi keluar dari rumah itu.

Beberapa hari kemudian, Ruki terus duduk dan menunggu kedatangan Reita di depan pintu tralis yang kemungkinan tidak pernah lagi lupa dikunci oleh Kai. Kadang ia masih sering melihat Reita mondar-mandir dan mereka berbicara dari kejauhan. Jika ada kesempatan, Reita mengusahakan menyelinap dari pagar belakang yang juga terbuat dari tralis besi lebih besar, namun lebih renggang dan muat dilewati tubuhnya yang ramping.

Reita segera berlari ketakutan jika melihat Kai atau gadis lain yang sering terlihat di rumah itu. Sementara Ruki juga berlari ke salah satu ruangan yang memungkinkannya untuk tetap melihat Reita dari balik jendela kaca meski Reita tidak bisa melihatnya, hanya mampu mendengar suaranya yang mengeong dengan kegelisahan.

Keajaiban terjadi untuk Ruki. Setelah ia semakin tidak semok karena menggelar aksi mogok makan atas tindakan Kai dan mamanya yang dinilai tidak memberinya kebebasan, akhirnya Ruki diijinkan bertemu Reita di halaman belakang. Reita juga diberi biskuit tuna yang sama dengan Ruki. Hanya saja Reita tetap tidak diijinkan masuk rumah karena mama takut kucing liar seperti Reita yang tidak terdidik dari kecil seperti Ruki, akan memecahkan kristal-kristal mahalnya, dan mengobrak-abrik dapurnya.

Hal ini berkat kakak perempuan. Gadis yang sering terlihat bersama Kai. Bahkan Kai, kakak angkatnya yang pikun itu sering mengajak si kakak perempuan ke kamarnya saat mama tidak ada di rumah. Dan sebalnya, Kai melarang Ruki untuk ikut masuk.

Tapi biarlah, toh berkat gadis itu--yang ternyata lebih mengerti keinginannya--Kai dan mama akhirnya terbujuk untuk membiarkan Reita berkeliaran di halaman belakang, bermain guling-gulingan bersamanya, dan makan biskuit tuna bersamanya. Reita juga lebih banyak tidur di tempat teduh di halaman belakang, yang diberi Kai selembar selimut berbulu yang cukup hangat.

"Tuh kan Kai... apa Keka bilang... Ruki butuh teman!" seru gadis yang Ruki ketahui belakangan adalah pacar kakak angkatnya.

"Iya, untung mama juga ngerti ya... kalau gak kamu jelasin, mama udah frustasi karena mikir kucing kesayangannya kena tumor otak sampai gak mau makan. Hihihii..."

Kai cekikikan bersama Keka. Setelah itu, Ruki tidak peduli lagi dengan mereka karena sibuk menjilati telinga Reita dan punggungnya. Kai sepertinya iri ingin melakukan hal yang sama seperti itu dengan pacarnya, tapi Keka malah lebih sibuk mengkikir kukunya.

Dan hari-hari bahagia Ruki pun dimulai sejak hari itu.


~***~

-Fin-


Note:
Fanfic ini terinspirasi saat Keka melihat Mike--kucing anggora sensei--berteman dengan kucing liar jantan kampung yang warnanya orange putih dan lucuuuuu bangeeetttt (walau kucing kampung). Si Mike yang malang (dan sama terkurungnya seperti Ruki) sering duduk di depan pintu bertralis putih (dalam keadaan pintu kayu kusennya terbuka), sementara kucing orange putih itu juga duduk di sisi luarnya. Mereka sih gak saling ngeong atau terlibat semacam 'percakapan' gitu. Tapi dari tatapan kedua mata kucing ini, Keka bisa lihat kalo keduanya dibiarin ketemu tanpa terhalang pintu tralis, Mike dan si kucing orange bisa jadi sahabat yang baeeekkk banget. Kalo pintu belakang (kusen dan tralisnya) ditutup sama mbak yang bantu di rumah sensei, si Mike sering merhatiin si kucing orange yang keliaran di luar dari kaca jendela reben dari kamar yang sering Keka pake buat sholat sekaligus tidur siang.

Dan karena Reita ultah hari ini (2011.05.27), makanya Keka tulis aja fic ini sebagai birthday fic buat dia :)

14 comments:

:: rhe yuki :: said...

Aaa.. Ternyata mereka kuciangs!
Aaa..
Ternyata keka.. =,=
#plakk

sweet keka,
ruki reitanya~ =)

乃枝 ちゅう said...

aku ngebayangin pantat semok ruki xDDDD
ah imut bgt x33
moe abis kekaa :DD

dan seperti biasa,
narsis jalan terus

kai: *seneng bgt, dansa ama keka, melet2 ke tsukasa* gw dibuatin fic tanpa tsukasa!! Yeaahh!!!

Nona Sakamoto Byrne said...

waaahh.. Manisnyah.. :3

Kyrie Keka said...

iya... klo bikin ttg mrk pasti jatoh2nya selalu suwiwiitt...

Kyrie Keka said...

ini gak bisa ketinggalan memang
author... teteeeuuupppp... kudu nyempil dan muncul bak dewi fortuna XD

Tsukasa: *injek Kai* "Gw pernah dibikinin fic ama hanii.. pullllllll gw semua ama dia!!! lu cuman nyempil dikit gini aja bangga!!"
Kai: "Tapi kan yg fanfic elu waktu tu berakhir dengan angst. Nah ini gw berakhir bahagia!!" *goyang2 pinggul*
Tsukasa: "Kalo gitu.. ntar gw tulis fic sendiri... ceritanya gw dan Keka nikah trus punya anak 12!!!"
Kai: *gak peduli tetep goyang2 pinggul*
Tsukasa: *dongkol*

Kyrie Keka said...

^__^
makasih ya dah baca...

乃枝 ちゅう said...

perang lagiiihh xDDDD

kai: iya dong, secuara fic gw ama keka haniy kan hepi2 ginih *msh goyang2
tsukasa: ni bocah emang minta gw ketekin deh ==)a

Kei Shadriyaa said...

Reituki kwuu
jd bnyk bulunya #plaak
nice :)

an99ong ...!! said...

Hahaha.. Keka bikinin dong fic kai vs tsukasa lagi. Lebih demen liat dua orang ini berantem deh.. *kompor

Kyrie Keka said...

hihihii.. iya... Keka jg kangen liat mrk brantem
ntar Keka buat deh ficnya
btw, dah pernah baca Lost Kitten ama Tsukasa-Kai have a baby?

an99ong ...!! said...

kayaknya lost kitten belom deh. ntar gw cari deh.. :D
kalo yg have a baby udah..lucu ih kai disitu!! *toyortoyor

Kyrie Keka said...

sama cooking course
tu jg Tsukasa vs Kai :D

an99ong ...!! said...

yak, udah liat sih, tapi gw sev dulu..hehehe...
ga seru kalo baca di warnet ga bisa ngakak puas.. XDD

RuRu Michii said...

aaa~~ kucing bgt ci ruki.a kekka XDD neko = uke << ap neh? *PLak!*

iya c,,jgnkan kucing,,gogok ruru yg galak juga sebelum dtg gogok yg lain suka nangis aja ~
terus suka diem depan pager w w x3

maka.a dibilang binatang juga butuh sosialisasi tu begitu nyan~ w w *loh kok?* XDD

Post a Comment