Monday, August 11, 2014

Mungkin Dahanku Sedang Dipatahkan

Hah!?
Apa lagi ini??

Tenang... jangan buru-buru nutup postingan ini. Kali aja bermanfaat, walau Keka gak yakin juga sih.

Sekitar dua hari yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 09 Agustus 2014, Keka dapet pencerahan... alias motivasi gitu. Tapi bukan dari motivator, melainkan guru yang lebih hebat dari motivator. Dewasa ini emang motivator dengan segala kata-kata motivasinya itu lagi naik daun. Ibarat tanah kering kerontong, kata-kata motivasi itu menjadi semacam guyuran air yang menyegarkan.

Ilustrasi doang. Nyomot dari google.

Tapi untuk menyuburkan sepetak lahan kering, tentu aja sekedar guyuran air gak cukup untuk membuatnya menjadi lahan subur.


Kalau emang dasarnya lahan itu tanahnya berpasir tok, gak ada unsur haranya, ya mau disiramin air kayak apa, tetap aja jadinya gak subur. Mentok-mentoknya cuman jadi tanah lempung.

Sama aja kayak manusia, biar dikasi motivasi paling wahid sekalipun, kalau emang dasarnya ogah maju, ya begitu-begitu aja terus.

Semoga Keka termasuk golongan orang yang gampang diajak maju. Aamiin.

Balik ke dahan yang patah,
Apa hubungannya coba?

Jadi dahan yang patah ini bermula dari sebuah cerita tentang burung. Iya. Burung. Kalian suka burung?! Kamu dan kamu juga suka burung?? Kita semua suka burung? Mari kita buat perkumpulan pecinta burung. *slap*

Alkisah berawal dari seorang raja yang mempunyai dua ekor burung.

Punya seekor aja udah repot, apalagi dua ya kan!? *wink*

Burung yang dimaksud adalah burung rajawali yang terkenal tangguh. Si raja maunya dua burung ini bisa terbang jauh dan mencapai tempat yang tertinggi. Demi tercapainya tujuan itu, om raja melakukan segala macam cara termasuk memanggil pawang untuk melatih.

Burung yang pertama udah terbang dengan gaya semlehoynya, tapi burung atunya tetap anteng aja di dahannya. Kenapa??

Nah sampai sini Keka jadi inget tulisan salah satu teman blogger beberapa puluh tahun yang lalu. #ehh
Dia cerita tentang burung juga waktu itu. Masih inget ceritanya deh, si om Kamijo pelihara burung, ditaro di kandang, kandangnya dibuka, tapi si burung gak mau terbang-terbang juga.

Kenapa??


Gak kebayang orang kayak gini pelihara burung
Walaupun dia emang udah punya burung sih

Sama kasusnya kayak si burung rajawali di atas,

Si burung sedang berada di zona nyamannya. Iya. Dia merasa nyaman. Nyaman berada di dahannya. Nyaman berada di kandangnya. Dia gak peduli bahwa sebenarnya dunia ini luas. Banyak hal yang bisa dia lihat. Banyak hal yang bisa dia raih. Tapi dia terlalu malas untuk melihatnya. Untuk meraihnya. Hasrat nyantainya lebih besar daripada keinginannya untuk melihat dunia.

Itu yang terjadi pada diri Keka. Keka masih punya dahan. Masih anteng di kandang. Masih gak mau bergerak, enakan ngendon. Ah, biarlah dunia berputar, toh Keka gak kekurangan makanan di sini, di dahan ini, di kandang ini. Sebodo amat kesannya kayak terkungkung dan terkurung. Di sini masih nyaman. Walaupun gak senyaman terkurung di sangkar emas kayak lagunya tante Nafa Urbach sih.

Tapi sekarang Keka merasa lain. Ada perasaan gak nyaman. Ada rasa sakit. Ya sakit. Gak bisa Keka ungkap sakitnya gimana. Pokoknya sakit aja deh.

Berangkat dari rasa sakit itu, Keka merenung dan berpikir... Mungkin saat ini dahan Keka sedang dipatahkan atau kandang Keka lagi ditendang-tendang. Keka disuruh terbang. Mandiri. Yakin pada diri sendiri bahwa Keka bisa. Walau tanpa orang lain di belakang yang mendukung. Walau tanpa motivasi sekalipun. Terbanglah... seperti lirik lagu I wanna change soundtrack Crows Zero...

Ore wa tobitai tobi tsuzuketai... ore wa tobitai tobi tsuzuketai...
(I wanna fly and keep flying... I wanna fly and keep flying...)

Jibun rashiku ikirutte douiu koto da
Jibun no kara wo kowashi tsuzukeru koto da
(What does it mean to live as yourself?
Breaking free from the shell that holds you.)

Utsuriyuku toki no naka de daremoga jibun wo sagasu
Ore wa kawaritai kawari tsuzuketai
Ore wa kawaritai kawari tsuzuketai
(With every season comes a new self-discovery.
I wanna change and keep changing
I wanna change and keep changing)


Karena motivator yang terhebat di dunia saat ini, tidak lain dan tidak bukan adalah...

Diri kita sendiri.


Good night.

1 comments:

rhea said...

postingan tentang comfort zone ya?
kadang memang harus ada paksaan sih, sadar gak sadar. suka gak suka.
tinggal kitanya aja kan jeunk.
mau lanjut apa terus.. haha..

Post a Comment